Minggu, 25 Mei 2014

Analisis Manajemen Investasi dan Portofolio

2.1 TEORI DAN KONSEP INVESTASI
A. Pengertian Investasi
     Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
          Contoh:
1.   Investasi pada saham mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga   saham atau pembagian dividen.
2. Waktu yang Anda korbankan untuk belajar

B. Kegiatan Investasi
·         Pembahasan lebih dititik beratkan pada investasi berkaitan dengan pengelolaan aset finansial khususnya sekuritas yang bisa diperdagangkan (marketable securities).
·         Kegiatan investasi dapat dilakukan pada sejumlah aset seperti:
1.   Aset real (tanah, emas, mesin, atau bangunan).
2. Aset finansial (deposito, saham, obligasi,options, warrants, atau futures). Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut.

C. Tujuan Investasi
·         Meningkatkan kesejahteraan investor.
·         Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
·         Mengurangi tekanan inflasi.
·         Dorongan untuk menghemat pajak.

D. Hubungan antara Investasi dan Konsumsi
  • Kesejahteraan moneter ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan di masa datang.
  • Orang seharusnya membuat keputusan seperti berapa banyak penghasilan saat ini yang seharusnya dihabiskan atau dikonsumsi dan berapa banyak seharusnya diinvestasikan menurut preferensinya.

E. Manajemen Investasi
          Manajemen Investasi adalah proses pengelolaan uang, pekerjaan yang merencanakan, mengimplementasikan dan mengawasi dana investor individu maupun institusional.
          Manajemen investasi adalah manajemen profesional yang mengelola beragam sekuritas atau surat beharga seperti saham obligasi dan aset lainnya, dengan tujuan untuk mencapai target investasi yang menguntungkan bagi investor.

F. Portofolio Manajemen Investasi
          Dua terminologi lain yang umum digunakan untuk menjabarkan proses ini adalah manajemen portofolio dan manajemen uang. Individu yang melakukan pengelolaan portofolio disebut manajer investasi, manajer uang atau manajer portofolio (portofolio adalah sekelompok bentuk investasi).
          Dalam bahasa industry, manajer investasi adalah mengelola uang, maka proses manajemen investasi adalah bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang. Proses ini membutuhkan suatu pemahaman terhadap berbagai piranti investasi, cara penilaian piranti investasi, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi piranti investasi yang seharusnya dimasukan dalam portofolio untuk dapat mencapai tujuan investasi.

G. Proses Investasi
·         Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitasaktivitas dalam proses keputusan investasi.
·         Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi.
·         Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan.





H. Proses Keputusan Investasi

I. Dasar Keputusan Investasi
  • Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko.
  • Return
      Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
·         Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
2. Capital gain (loss), komponen return yang merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
              Return total investasi dapat dihitung
              sebagai berikut:
              Return total = yield + capital gain (loss)

·         Return realisasi (realized return)
     Return yang telah terjadi (return aktual) yang dihitung berdasarkan data historis (ex post data). Return historis ini berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang (conditioning expected return)
·         Return Yang Diharapkan (Expected Return)
     Return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang bersifat sudah terjadi (ex post data), return yang diharapkan merupakan hasil estimasi sehingga sifatnya belum terjadi (ex ante data).
·         Return Yang Dipersyaratkan (Required Return)
Return yang diperoleh secara historis yang merupakan tingkat return minimal yang dikehendaki oleh investor atas preferensi subyektif investor terhadap risiko.

q     Risiko
·         Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan, mengacu pada kemungkinan realisas return aktual lebih rendah dari return minimum yang diharapkan. Return minimum yang diharapkan seringkali juga disebut sebagai return yang disyaratkan (required rate of return).
                   Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi risiko investasi:
                   1. risiko suku bunga,         5. risiko finansial,
                    2. risiko pasar,                6. risiko likuiditas,
                   3. risiko inflasi,               7. risiko nilai tukar mata uang,
                   4. risiko bisnis,               8. risiko negara (country risk)

·         Risiko sistematis atau risiko pasar
     Risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Beberapa penulis menyebut sebagai risiko umum (general risk), sebagai risiko yang tidak dapat didiversifikasi.

·         Risiko tidak sistematis atau risiko spesifik (risiko perusahaan)
     Risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio.

 Contoh  Menghitung Return yang Diharapkan
  • Sekuritas ABC memiliki skenario kondisi ekonomi seperti dalam tabel di bawah ini:
  • Distribusi probabilitas sekuritas ABC
Kondisi ekonomi
Probabilitas
Return
Ekonomi kuat
0,30
0,20
Ekonomi sedang
0,40
0,15
Resesi
0,30
0,10

  • Penghitungan return yang diharapkan dari sekuritas ABC tersebut bisa dihitung dengan rumus sebelumnya, seperti berikut ini:
E(R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)] = 0,15
Jadi, return yang diharapkan dari sekuritas ABC adalah 0,15 atau 15%.

J. Estimasi Return dan Risiko Sekuritas
·     Menghitung Return Yang Diharapkan
·     Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai aset tunggal (stand-alone risk), investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, atau yang lebih dikenal dengan probabilitas kejadian.
·     Secara matematis, return yang diharapkan dapat ditulis sebagai berikut:



          E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
          Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
          pri = probabilitas kejadian return ke-i
          n = banyaknya return yang mungkin terjadi

K. Metode Estimasi Return Yang Diharapkan
·         Estimasi return yang diharapkan bisa dilakukan dengan perhitungan rata-rata return baik secara aritmatik (arithmetic mean) dan rata-rata geometrik (geometric mean).
·         Dua metode yang dapat dipakai adalah:
1. Rata-rata aritmatik (arithmetic mean)
   Arithmetic mean lebih baik dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif
2. Rata-rata geometrik (geometric mean)
   Geometric mean sebaiknya dipakai untuk menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial dan kumulatif (misalnya 5 atau 10 tahun berturut turut).
·         Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode tertentu, misalnya return suatu aset selama 5 atau 10 tahun.

L. Estimasi Risiko
  • Besaran risiko investasi diukur dari besaran standar deviasi dari return yang diharapkan.
  •  Deviasi standar merupakan akar kuadrat dari varians, yang yang menunjukkan seberapa besar penyebaran variabel random di antara rataratanya; semakin besar penyebarannya, semakin besar varians atau deviasi standar investasi tersebut.
  • Rumus varians dan deviasi standar:
  •  
          E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
          Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
          Pri = probabilitas kejadian return ke-i

M. ANALISIS RISIKO PORTOFOLIO

  • Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio.
  • Rumus untuk menghitung varians portofolio bisa dituliskan sebagai berikut:

  • Contoh:
          Misalnya risiko setiap sekuritas sebesar 0,20. Misalnya, jika kita memasukkan 100 saham  dalam portofolio tersebut maka risiko portofolio akan berkurang dari 0,20 menjadi 0,02.

N. DIVERIFIKASI
  • Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang diharapkan.
  • Permasalahan diversifikasi adalah penentuan atau pemilihan sejumlah aset-aset spesifik tertentu dan penentuan proporsi dana yang akan diinvestasikan untuk masing-masing aset tersebut dalam portofolio.
  • Ada dua prinsip diversifikasi yang umum digunakan:
1.       Diversifikasi Random.
·         Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang berbeda.
·         Investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakterisitik aset-aset bersangkutan (misalnya tingkat risiko dan return yang diharapkan serta industri).
·         Dalam diversifikasi random, semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh, namun dengan marginal penurunan risiko yang semakin berkurang.

2. Diversifikasi Markowitz
·         mempertimbangkan berbagai informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio.
·         Diversifikasi Markowitz menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih selektif terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
·         Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio, atau di istilahkan dengan kovarians.
·         Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan adalah tingkat return dan risiko (mean-variance) masing-masing aset, sehingga metode divesifikasi Markowitz sering disebut dengan mean-variance model.
·         Input data yang diperlukan dalam proses diversifikasi Markowitz adalah struktur varians dan kovarians sekuritas yang disusun dalam suatu matriks varians-kovarians.
·         Kovarians adalah suatu ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana return dari dua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak secara bersama-sama.
·         Koefisien korelasi yang mengukur derajat asosiasi dua variabel yang menunjukkan tingkat keeratan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara dua variabel

Ø      KOEFISIEN KORELASI
  • Dalam konteks diversifikasi, korelasi menunjukkan sejauh mana return dari suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya:
         jika ri,j = +1,0; berarti korelasi positif sempurna
         jika ri,j = -1,0; berarti korelasi negatif sempurna
         jika ri,j = 0,0; berarti tidak ada korelasi
  • Konsep koefisien korelasi yang penting:
  1. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko.
  2. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara signifikan.
  3. Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut.
  4. Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0; dan 1,0) sangat jarang terjadi.

Ø      KOVARIANS
  • Dalam konteks manajemen portofolio, kovarians menunjukkan sejauhmana return dari dua sekuritas mempunyai kecenderungan bergerak bersama-sama.
  •  Secara matematis, rumus untuk menghitung kovarians dua buah sekuritas A dan B adalah:

O. ESTIMASI RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO
·         Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return yang diharapkan dan risiko suatu kumpulan aset individual yang dikombinasikan dalam suatu portofolio aset.
·         Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut:
          n = jumlah sekuritas – sekuritas yang ada dalam portofolio

P. MENGHITUNG RISIKO PORTOFOLIO
·         Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:
          1. Varians setiap sekuritas.
          2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya.
          3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.
·         Kasus Dua Sekuritas
          Secara matematis, risiko portofolio dapat dihitung dengan:

Q. MODEL INDEKS TUNGGAL
·         Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks seperti telah dijelaskan diatas, selanjutnya dikembangkan oleh William Sharpe dengan menciptakan model indeks tunggal.
·         Model ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar.
·         Secara matematis, model indeks tunggal dapat digambarkan sebagai berikut:
·         Penghitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama, yaitu:
          1. komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan; dilambangkan dengan alfa
          2. komponen return yang terkait dengan pasar; dilambangkan dengan beta

·         Formulasi Model Indeks Tunggal
·         Asumsi:
·         Sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai hubungan yang sama terhadap return pasar.
·         Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap return pasar.
·         Dalam model indeks tunggal, kovarians antara saham A dan saham B hanya bisa dihitung atas dasar kesamaan respon kedua saham tersebut terhadap return pasar.
·         Secara matematis, kovarians antar saham A dan B yang hanya terkait dengan risiko pasar bisa dituliskan sebagai:
·         Persamaan untuk menghitung risiko portofolio dengan model indeks tunggal akan menjadi :

PERBANDINGAN METODE MARKOWITZ DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL
  • Kompleksitas penghitungan risiko portofolio metode Markowitz adalah memerlukan varian dan kovarian yang semakin kompleks untuk setiap penambahan aset yang dimasukkan dalam portofolio.
  • Model Markowitz menghitung kovarians melalui penggunaan matriks hubungan varians-kovarians, yang memerlukan perhitungan yang kompleks. Sedangkan dalam model indeks tunggal, risiko disederhanakan kedalam dua komponen, yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan.
  • Penyederhaan dalam model indeks tunggal tersebut ternyata bisa menyederhanakan penghitungan risiko portofolio Markowitz yang sangat kompleks menjadi perhitungan sederhana.

2.2 PENGERTIAN DAN PEMILIHAN PORTOFOLIO
A. PORTOFOLIO
          Memiliki beberapa arti dalam masing-masing bidang :
  • Dalam bidang keuangan
          Portfolio digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Memiliki portfolio seringkali merupakan suatu bagian dari investasi dan strategi manajemen risiko yang disebut diversifikasi. Dengan memiliki beberapa aset, risiko tertentu dapat dikurangi. Ada pula portfolio yang ditujukan untuk mengambil suatu risiko tinggi yang disebut portfolio konsentrasi     (concentrated portfolio).
  • Dalam manajemen strategis dan pemasaran
          Portfolio digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan. Dalam mengembangkan portfolion dapat menggunakan aneka teknik analisis termasuk analisis Boston Consulting Group, analisis margin kontribusi, analisis G.E multi faktor, Quality Function Deployment (QFD). Kebanyakan algoritma optimisasi portfolio adalah berdasarkan pada Teori Portfolio Modern atau juga disebut MPT-Modern Portfolio Theory, dan yang paling sering digunakan adalah metode optimisasi perbedaan makna ( mean-variance ooptimization) dimana alokasi portfolio ditujukan guna memaksimalkan keuntungan dengan cara menekan risiko.

B. PEMILIHAN PORTOFOLIO
  • Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu:
  1. portofolio efisien dan portofolio optimal
Ø      Portofolio Efisien
·         Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu.
·         Mengenai perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi diasumsikan bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse).
·         Misalnya jika ada investasi A (return 15% risiko 7%) dan investasi B (return 15%, risiko 5%), maka investor yang risk averse akan cenderung memilih investasi B.
Ø      Portofolio Optimal
·         Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien.
·         Portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya
  1. fungsi utilitas dan kurva indiferen
Ø      Fungsi Utilitas
·     Fungsi utilitas dapat diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada.
·     Fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return harapan.
·     Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik sebagai kurva indiferen.
Ø      Kurva Indiferen
·     Kurva indeferen menggambarkan kumpulan portofolio dengan kombinasi return harapan dan risiko masing-masing yang memberikan utilitas yang sama bagi investor.
·     Kemiringan (slope) positif kurva indeferen menggambarkan bahwa investor selalu menginginkan return yang lebih besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih tinggi.

  1. aset berisiko dan aset bebas risiko
Ø                  Aset Beresiko
·     Semakin enggan seorang investor terhadap risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan cenderung lebih banyak pada aset yang bebas risiko.
·     Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung ketidakpastian.
·     Salah satu contoh aset berisiko adalah saham.
Ø                  Aset Bebas Resiko
·     Aset bebas risiko (risk free asset) merupakan aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return yang sama dengan nol.
·     Satu contoh aset bebas risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan pemerintah, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

C. MODEL PORTOFOLIO MARKOWITZ
  • Teori portofolio dengan model Markowitz didasari oleh tiga asumsi, yaitu:
1.       Periode investasi tunggal, misalnya 1 tahun.
2.     Tidak ada biaya transaksi.
3.     Preferensi investor hanya berdasar pada return yang diharapkan dan risiko.

D. MEMILIH PORTOFOLIO OPTIMAL
·     Permukaan efisien (efficient frontier) ialah kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien.
·     Merupakan bagian yang mendominasi (lebih baik) titik-titik lainnya karena mampu menawarkan tingkat return yang lebih tinggi dengan risiko yang sama dibanding bagian lainnya.
·     Pemilihan portofolio optimal didasarkan pada preferensi investor terhadap return yang diharapkan dan risiko yang ditunjukkan oleh kurva indiferen.

E. MEMILIH ASET YANG OPTIMAL
·             Investor membuat keputusan yang disebut sebagai keputusan alokasi aset (asset allocation decision).
·             Keputusan ini menyangkut pemilihan kelas-kelas aset yang akan dijadikan sebagai pilihan investasi, dan juga berapa bagian dari keseluruhan dana yang dimiliki investor yang akan diinvestasikan pada kelas aset tersebut.
·             Bagian dari dana yang diinvestasikan pada setiap kelas aset disebut sebagai porsi dana atau bobot dana. Masing-masing bobot dana tersebut akan berkisar antara 0% sampai 100%.

F. MEMILIH KELAS ASET YANG OPTIMAL
          Kelas asset dalah pengelompokan asset-aset berdasarkan jenis-jenis asset seperti saham, obligasi, real estat, sekuritas asing, emas, dsb.


SAHAM BIASA
Kapitalisasi besar
Kapitalisasi kecil
Ekuitas internasional
Pasar modal Negara maju
Pasar modal berkembang
OBLIGASI
Obligasi pemerintah
Obligasi perusahaan
Rating AAA
Rating BAA
Obligasi beresiko tinggi
Obligasi dengan jaminan
Obligasi internasional
INSTRUMEN PASAR UANG
Treasury bills
Commercial paper
Guaranteed investment contracts
REAL ESTATE
MODAL VENTURA



G. MENGINVESTASIKAN DANA BEBAS RESIKO
  • Dengan dimasukkannya RF (Return bebas risiko) dengan proporsi sebesar WRF, maka return ekspektasi kombinasi portofolio adalah:
E(Rp) = WRF RF + (1-WRF) E(RL)
  • Deviasi standar portofolio yang terdiri dari aset berisiko dan aset bebas risiko dihitung:
  •  
  • Contoh : Misalkan portofolio L menawarkan tingkat return harapan sebesar 20% dengan standar deviasi 10%. Aset bebas risiko menawarkan return harapan sebesar 5%. Anggap investor menginvestasikan 40% dananya pada aset bebas risiko dan 60% atau (100%-40%) pada portofolio L, maka:
E(Rp) = 0,4 (0,05) + 0,6 (0,2) = 0,14atau 14%.
  • Dalam gambar kita juga bisa melihat bahwa setelah garis Rf-N, tidak ada lagi titik yang bisa dihubungkan dengan titik Rf, karena garis Rf-N merupakan garis yang mempunyai slope yang paling tinggi.
  • Garis Rf-N bersifat superior terhadap garis lainnya.
  • Dengan demikian semua investor tentunya akan berinvestasi pada pilihan portofolio yang ada di sepanjang garis Rf-N tersebut.
  • Jika portofolio investor mendekati titik Rf, berarti sebagian besar dana investor diinvestasikan pada aset bebas risiko.
H. PENENTUAN BOBOT INVESTASI


2.3 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO
  • Evaluasi Kinerja portofolio akan terkait dua isu utama :
          1. Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan return di atas return portofolio yang dijadikan benchmark
          2. Mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat resiko yang harus ditanggung.
  • Faktor yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kinerja portofolio :
          1. Tingkat resiko
          2. Periode waktu
          3. Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai
          4. Tujuan investasi

A. MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO
  • Metode sederhana yang biasanya dipakai dengan menghitung semua aliran kas yang diterima (dividen + capital gain), dan selanjutnya dibagi dengan dengan nilai pasar portofolio pada awal periode.
  •  Walaupun metode tersebut sederhana, tetapi mengandung kelemahan karena hanya sesuai untuk portofolio yang ‘statis’, yaitu portofolio yang tidak mempunyai aliran kas keluar maupun masuk dari investor
  • Metode alternatif yang bisa mengakomodasi adanya aliran kas keluar maupun masuk dari investor, antara lain :
  1. TWR (time-weighted rate of return dan dollar-weighted rate of return)
     Besarnya TWR ini tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return portofolio.
CONTOH : TWR = (1,0 + S1) (1,0 + S2) ……..(1,0 + SN) – 1,0
Dalam hal ini, S adalah return yang diperoleh dalam setiap subperiode perhitungan.
  • Contoh: Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 sub periode aliran kas yang masing-masing memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%.
Jawab :
     TWR = (1,0 + 0,05) (1,0 + 0,08) (1,0 + 0,1) – 1,0
              = (1,05) (1,08) (1,1) – 1,0
              = 0,247 atau 24,7%.

  1. DWR (dollar-weighted rate of return)
     Merupakan return yang benar-benar diterima oleh nvestor ditentukan oleh besarnya arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio akibat tambahan atau penarikan dana yang dilakukan investor selama periode perhitungan return portofolio tersebut.

Dalam hal ini:
     Dt = penambahan dana pada saat t.
     Wt = penarikan dana pada saat t.
     n = jumlah penambahan dana selama periode perhitungan.
     M = jumlah penarikan dana selama periode perhitungan.
     r = tingkat bunga yang menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran kas (masuk dan atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio. Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung dengan metode TWR.
§         Persamaan TWR dan DWR :
     Kedua metode tersebut sama-sama bisa digunakan untuk menghitung return portofolio dan sama-sama merupakan metode perhitungan yang valid
§         Perbedaan TWR dan DWR :
  1. DWR lebih sesuai digunakan oleh para investor, karena metode ini akan bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkah return yang akan diterima investor?”
  2. TWR, lebih cocok untuk digunakan oleh manajer investasi, karena bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkan return yang ditawarkan portofolio?”
B. RISK ADJUSTED PERFORMANCE
  • Kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang dihasilkan, tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko portofolio tersebut.
  •  Ada beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor risiko
1.       Indeks Sharpe
·         Indeks Sharpe disebut juga reward-to-variability ratio.
·         Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya.


·         Pada Tabel tersebut terlihat bahwa dua jenis portofolio yaitu  portofolio B dan D mempunyai indeks Sharpe yang lebih besar dari indeks Sharpe Pasar pada periode tersebut yang hanya sebesar 0,42.
·         Sedangkan untuk portofolio B dan C yang mempunyai return yang hampir sama yaitu 12,3% dan 12,5%, ternyata mempunyai kinerja yang berbeda. Hal ini dikarenakan kedua portofolio tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh berbeda yaitu 9,50 % dan 13,75%.
·         Data tersebut menunjukkan bahwa portofolio C relatif lebih berisiko dibanding portofolio B, karena dengan rata-rata return yang hampir sama dengan B, ternyata C mempunyai risiko (dilihat dari standar deviasi) yang lebih besar.


2.     Indeks Treynor
·         Sering disebut reward to volatility ratio, yaitu asumsi bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta)
·             portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil dari indeks Treynor pasar akan terletak dibawah garis pasar sekuritas, dan hal ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio tersebut berada dibawah kinerja pasar.
·             Sebaliknya portofolio yang berada di atas garis pasar sekuritas mempunyai kinerja di atas kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks Treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil.
3.     Indeks Jensen
·         Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal
·         Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio “mengalahkan pasar”.
·          Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada di atas garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat risiko sistimatisnya.

C. EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO
o           Ketiga ukuran kinerja portofolio di atas tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran.
o           Ketiga ukuran tersebut menggunakan dasar CAPM. Padahal model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggunakan asumsi-asumsi yang sangat sulit kita temukan dalam kondisi nyata, sehingga penggunaan model CAPM bisa menyebabkan adanya bias dalam pengukurankinerja portofolio tersebut.

REFERENSI
·                 http://id.wikipedia.org/wiki/Portofolio
·                 http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi

3 komentar: