Penalaran adalah proses berpikir seseorang
yang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui
sehinga dapat menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan
premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut
konsekuensi.
Proposisi merupakan kalimat pernyataan yang dapat digunakan
sebagai data. Proposisi berbentuk kalimat berita netral tidak termasuk kalimat
tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi.
Proposisi dapat dibedakan berdasarkan :
a. Jenis
1. Suatu perangkat yang tercakup dalam
subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat. Semua S adalah semua P
Contoh : Semua sehat adalah semua
tidak sakit.
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam
subjek menjadi bagian dari perangkat predikat. Semua S adalah P
Contoh : Semua motor beroda.
Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari peringkat subjek. Sebagian S adalah P
Contoh : Sebagian sayur adalah
bayam.
3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat
predikat. Dengan kata
lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi. Tidak satu pun S
adalah P
Contoh : Tidak seorang pun manusia
adalah binatang.
4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat
predikat. Sebagian S
tidaklah P
Contoh : Sebagian air tidaklah
jernih.
b. Kriteria
1. Berdasarkan bentuk : proposisi
tunggal dan proposisi majemuk
2. Berdasarkan sifatnya : proposisi
kategorial dan proposisi kondisional
3. Berdasarkan kualitas : proposisi posititif (afirmatif) dan proposisi
negatif
4. Berdasarkan kuantitas :proposisi umum (universal) dan proposisi
khusus (particular)
Metode dalam menalar
Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktif sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni :
a. Paragraf generalisasi : Proses
penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu
untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh : Jika ada udara, manusia
akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
* Jika ada udara makhluk hidup akan
hidup.
b. Paragraf analogi : Cara
penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama.
Contoh : Budi adalah lulusan Akademi
Bintang
Budi dapat menjalankan tugasnya
dengan baik
Tanto adalah lulusan Akademi Bintang
Oleh sebab itu, tanto dapat
menjalankan tugasnya dengan baik
c. Paragraf sebab - akibat, akibat – sebab,
akibat – akibat
Contoh : - Angin kencang yang
terjadi kemarin menyebabkan pohon tumbang
- Andi telat datang kesekolah hari ini disebabkan dia
bangun kesiangan
Contoh paragraf Induktif :
Pada saat ini remaja lebih menyukai tari-tarian dari
barat seperti , Shuffle, salsa, modern dance dan lain sebagainya. Begitupula
dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff
tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti
tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan
pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser
kesenian dan budaya tradisional.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: - Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
- Penata bunga itu merangkai beraneka bunga
(umum) seperti : mawar, melati, dan anyelir (khusus) di meja panjang itu
Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Jenis penalaran deduksi yang menarik
kesimpulan secara tidak langsung yaitu:
- Silogisme Kategorial
adalah
silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis
yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut
adalah term penengah (middle term).
- Silogisme Hipotesis
adalah
argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis
minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme
hipotetik:
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui
bagian antecedent.
Contoh:
Jika udara dingin saya pakai
jaket.(mayor)
Sekarang udara dingin.(minor)
* Saya pakai jaket (konklusi).
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui
bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
* Hujan telah turun (konklusi)
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari
antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan
dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak
dilaksanakan dengan paksa.
* Kegelisahan tidak akan timbul
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari
bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan,
pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
* Mahasiswa tidak turun ke jalanan
- Silogisme Akternatif
adalah
silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bekasi atau
Cikarang.
Nenek Sumi berada di Bekasi.
* Jadi, Nenek Sumi tidak berada di
Cikarang
- Entimen
Yang dikemukakan hanya premis minor
dan kesimpulan. Contoh entimen :
Dia menerima hadiah pertama karena
dia telah menang dalam perlombaan lari itu.
Anda telah memenangkan perlombaan
lari ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu
adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat
dalam menalar dapat dipenuhi.
- Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
- Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14524/slide+penalaran.ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar