2.1 TEORI DAN KONSEP INVESTASI
A. Pengertian
Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Contoh:
1.
Investasi pada saham mengharapkan keuntungan dari
kenaikan harga saham atau pembagian
dividen.
2. Waktu yang
Anda korbankan untuk belajar
B. Kegiatan Investasi
·
Pembahasan lebih dititik beratkan pada investasi
berkaitan dengan pengelolaan aset finansial khususnya sekuritas yang bisa
diperdagangkan (marketable securities).
·
Kegiatan
investasi dapat dilakukan pada sejumlah aset seperti:
1. Aset real (tanah, emas, mesin, atau
bangunan).
2. Aset finansial (deposito, saham,
obligasi,options, warrants, atau futures). Aset finansial adalah klaim
berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset
pihak penerbit surat
berharga tersebut.
C. Tujuan Investasi
·
Meningkatkan kesejahteraan investor.
·
Untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.
·
Mengurangi
tekanan inflasi.
·
Dorongan
untuk menghemat pajak.
D. Hubungan antara
Investasi dan Konsumsi
- Kesejahteraan moneter ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan di masa datang.
- Orang seharusnya membuat keputusan seperti berapa banyak penghasilan saat ini yang seharusnya dihabiskan atau dikonsumsi dan berapa banyak seharusnya diinvestasikan menurut preferensinya.
E. Manajemen Investasi
Manajemen Investasi adalah proses
pengelolaan uang, pekerjaan yang merencanakan, mengimplementasikan dan
mengawasi dana investor individu maupun institusional.
Manajemen investasi adalah manajemen
profesional yang mengelola beragam sekuritas atau surat beharga seperti saham
obligasi dan aset lainnya, dengan tujuan untuk mencapai target investasi yang
menguntungkan bagi investor.
F. Portofolio
Manajemen Investasi
Dua terminologi lain yang umum
digunakan untuk menjabarkan proses ini adalah manajemen portofolio dan
manajemen uang. Individu yang melakukan pengelolaan portofolio disebut manajer
investasi, manajer uang atau manajer portofolio (portofolio adalah sekelompok
bentuk investasi).
Dalam bahasa industry, manajer
investasi adalah mengelola uang, maka proses manajemen investasi adalah
bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang. Proses ini membutuhkan
suatu pemahaman terhadap berbagai piranti investasi, cara penilaian piranti
investasi, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi piranti
investasi yang seharusnya dimasukan dalam portofolio untuk dapat mencapai tujuan
investasi.
G. Proses Investasi
·
Proses
investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana
mengorganisir aktivitasaktivitas dalam proses keputusan investasi.
·
Hal
mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara
return yang diharapkan dan risiko suatu investasi.
·
Hubungan
risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang
searah dan linear. Artinya semakin besar return yang diharapkan, semakin besar
pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan.
H. Proses Keputusan Investasi
I. Dasar Keputusan Investasi
- Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko.
- Return
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung
risiko atas investasi yang dilakukannya.
·
Return
investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Yield, komponen return yang
mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi.
2. Capital gain (loss),
komponen return yang merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
Return total investasi dapat dihitung
sebagai berikut:
Return total = yield + capital gain (loss)
·
Return
realisasi (realized return)
Return yang telah terjadi (return aktual)
yang dihitung berdasarkan data historis (ex post data). Return historis ini
berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko
di masa datang (conditioning expected return)
·
Return
Yang Diharapkan (Expected Return)
Return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang bersifat sudah
terjadi (ex post data), return yang diharapkan merupakan hasil estimasi
sehingga sifatnya belum terjadi (ex ante data).
·
Return
Yang Dipersyaratkan (Required Return)
Return
yang diperoleh secara historis yang merupakan tingkat return minimal yang
dikehendaki oleh investor atas preferensi subyektif investor terhadap risiko.
q
Risiko
·
Risiko
bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return
yang diharapkan, mengacu pada kemungkinan realisas return aktual lebih rendah
dari return minimum yang diharapkan. Return minimum yang diharapkan seringkali
juga disebut sebagai return yang disyaratkan (required rate of return).
Beberapa
sumber risiko yang mempengaruhi risiko investasi:
1.
risiko suku bunga, 5. risiko
finansial,
2. risiko pasar, 6. risiko likuiditas,
3.
risiko inflasi, 7. risiko
nilai tukar mata uang,
4.
risiko bisnis, 8. risiko
negara (country risk)
·
Risiko
sistematis atau risiko pasar
Risiko yang berkaitan dengan perubahan yang
terjadi di pasar secara keseluruhan. Beberapa penulis menyebut sebagai risiko
umum (general risk), sebagai risiko yang tidak dapat didiversifikasi.
·
Risiko
tidak sistematis atau risiko spesifik (risiko perusahaan)
Risiko yang tidak terkait dengan perubahan
pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan
kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Risiko perusahaan bisa
diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio.
Contoh Menghitung Return yang Diharapkan
- Sekuritas ABC memiliki skenario kondisi ekonomi seperti dalam tabel di bawah ini:
- Distribusi probabilitas sekuritas ABC
Kondisi ekonomi
|
Probabilitas
|
Return
|
Ekonomi kuat
|
0,30
|
0,20
|
Ekonomi sedang
|
0,40
|
0,15
|
Resesi
|
0,30
|
0,10
|
- Penghitungan return yang diharapkan dari sekuritas ABC tersebut bisa dihitung dengan rumus sebelumnya, seperti berikut ini:
E(R) = [(0,30) (0,20)] +
[(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)] = 0,15
Jadi, return yang diharapkan
dari sekuritas ABC adalah 0,15 atau 15%.
J. Estimasi Return dan Risiko Sekuritas
·
Menghitung
Return Yang Diharapkan
·
Untuk
mengestimasi return sekuritas sebagai aset tunggal (stand-alone risk), investor
harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu,
atau yang lebih dikenal dengan probabilitas kejadian.
·
Secara
matematis, return yang diharapkan dapat ditulis sebagai berikut:
E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri
= Return ke-i yang mungkin terjadi
pri
= probabilitas kejadian return ke-i
n
= banyaknya return yang mungkin terjadi
K. Metode Estimasi Return Yang Diharapkan
·
Estimasi
return yang diharapkan bisa dilakukan dengan perhitungan rata-rata return baik
secara aritmatik (arithmetic mean) dan rata-rata geometrik (geometric mean).
·
Dua
metode yang dapat dipakai adalah:
1. Rata-rata aritmatik
(arithmetic mean)
Arithmetic mean lebih baik dipakai untuk menghitung nilai
rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif
2. Rata-rata geometrik
(geometric mean)
Geometric mean sebaiknya dipakai untuk menghitung tingkat perubahan
aliran return pada periode yang bersifat serial dan kumulatif (misalnya 5 atau
10 tahun berturut turut).
·
Kedua
metode tersebut dapat digunakan untuk menghitung suatu rangkaian aliran return
dalam suatu periode tertentu, misalnya return suatu aset selama 5 atau 10
tahun.
L. Estimasi Risiko
- Besaran risiko investasi diukur dari besaran standar deviasi dari return yang diharapkan.
- Deviasi standar merupakan akar kuadrat dari varians, yang yang menunjukkan seberapa besar penyebaran variabel random di antara rataratanya; semakin besar penyebarannya, semakin besar varians atau deviasi standar investasi tersebut.
- Rumus varians dan deviasi standar:
-
E(R)
= Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri
= Return ke-i yang mungkin terjadi
Pri
= probabilitas kejadian return ke-i
M. ANALISIS RISIKO PORTOFOLIO
- Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio.
- Rumus untuk menghitung varians portofolio bisa dituliskan sebagai berikut:
- Contoh:
Misalnya
risiko setiap sekuritas sebesar 0,20. Misalnya, jika kita memasukkan 100
saham dalam portofolio tersebut maka
risiko portofolio akan berkurang dari 0,20 menjadi 0,02.
N. DIVERIFIKASI
- Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang diharapkan.
- Permasalahan diversifikasi adalah penentuan atau pemilihan sejumlah aset-aset spesifik tertentu dan penentuan proporsi dana yang akan diinvestasikan untuk masing-masing aset tersebut dalam portofolio.
- Ada dua prinsip diversifikasi yang umum digunakan:
1. Diversifikasi Random.
·
Diversifikasi
random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada
berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang berbeda.
·
Investor
memilih aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu
memperhatikan karakterisitik aset-aset bersangkutan (misalnya tingkat risiko
dan return yang diharapkan serta industri).
·
Dalam
diversifikasi random, semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam
portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh, namun
dengan marginal penurunan risiko yang semakin berkurang.
2. Diversifikasi Markowitz
·
mempertimbangkan berbagai informasi mengenai
karakteristik setiap sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio.
·
Diversifikasi Markowitz menjadikan pembentukan portofolio
menjadi lebih selektif terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan
memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
·
Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa
risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset
yang ada dalam portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset
tersebut terhadap risiko portofolio, atau di istilahkan dengan kovarians.
·
Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan
adalah tingkat return dan risiko (mean-variance) masing-masing aset, sehingga
metode divesifikasi Markowitz sering disebut dengan mean-variance model.
·
Input data yang diperlukan dalam proses diversifikasi
Markowitz adalah struktur varians dan kovarians sekuritas yang disusun dalam
suatu matriks varians-kovarians.
·
Kovarians adalah suatu ukuran absolut yang menunjukkan
sejauh mana return dari dua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak
secara bersama-sama.
·
Koefisien korelasi yang mengukur derajat asosiasi dua
variabel yang menunjukkan tingkat keeratan pergerakan bersamaan relatif
(relative comovements) antara dua variabel
Ø
KOEFISIEN
KORELASI
- Dalam konteks diversifikasi, korelasi menunjukkan sejauh mana return dari suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya:
•
jika
ri,j = +1,0; berarti korelasi positif sempurna
•
jika
ri,j = -1,0; berarti korelasi negatif sempurna
•
jika ri,j = 0,0; berarti tidak ada korelasi
- Konsep koefisien korelasi yang penting:
- Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko.
- Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara signifikan.
- Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut.
- Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0; dan 1,0) sangat jarang terjadi.
Ø
KOVARIANS
- Dalam konteks manajemen portofolio, kovarians menunjukkan sejauhmana return dari dua sekuritas mempunyai kecenderungan bergerak bersama-sama.
- Secara matematis, rumus untuk menghitung kovarians dua buah sekuritas A dan B adalah:
O. ESTIMASI RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO
·
Mengestimasi
return dan risiko portofolio berarti menghitung return yang diharapkan dan
risiko suatu kumpulan aset individual yang dikombinasikan dalam suatu
portofolio aset.
·
Rumus
untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut:
n
= jumlah sekuritas – sekuritas yang ada dalam portofolio
P. MENGHITUNG RISIKO PORTOFOLIO
·
Dalam
menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:
1.
Varians setiap sekuritas.
2.
Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya.
3.
Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.
·
Kasus
Dua Sekuritas
Secara
matematis, risiko portofolio dapat dihitung dengan:
Q. MODEL INDEKS TUNGGAL
·
Model
portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks seperti telah
dijelaskan diatas, selanjutnya dikembangkan oleh William Sharpe dengan
menciptakan model indeks tunggal.
·
Model
ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar.
·
Secara
matematis, model indeks tunggal dapat digambarkan sebagai berikut:
·
Penghitungan
return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama,
yaitu:
1. komponen return yang terkait dengan
keunikan perusahaan; dilambangkan dengan alfa
2. komponen return yang terkait dengan
pasar; dilambangkan dengan beta
·
Asumsi:
·
Sekuritas
akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang
sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama hanya
jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai hubungan yang sama terhadap return
pasar.
·
Asumsi
yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan berkorelasi
hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap
return pasar.
·
Dalam
model indeks tunggal, kovarians antara saham A dan saham B hanya bisa dihitung
atas dasar kesamaan respon kedua saham tersebut terhadap return pasar.
·
Secara
matematis, kovarians antar saham A dan B yang hanya terkait dengan risiko pasar
bisa dituliskan sebagai:
PERBANDINGAN METODE
MARKOWITZ DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL
- Kompleksitas penghitungan risiko portofolio metode Markowitz adalah memerlukan varian dan kovarian yang semakin kompleks untuk setiap penambahan aset yang dimasukkan dalam portofolio.
- Model Markowitz menghitung kovarians melalui penggunaan matriks hubungan varians-kovarians, yang memerlukan perhitungan yang kompleks. Sedangkan dalam model indeks tunggal, risiko disederhanakan kedalam dua komponen, yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan.
- Penyederhaan dalam model indeks tunggal tersebut ternyata bisa menyederhanakan penghitungan risiko portofolio Markowitz yang sangat kompleks menjadi perhitungan sederhana.
2.2 PENGERTIAN DAN PEMILIHAN PORTOFOLIO
A. PORTOFOLIO
Memiliki
beberapa arti dalam masing-masing bidang :
- Dalam bidang keuangan
Portfolio
digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh institusi
ataupun perorangan. Memiliki portfolio seringkali merupakan suatu bagian dari
investasi dan strategi manajemen risiko yang disebut diversifikasi. Dengan memiliki
beberapa aset, risiko tertentu dapat dikurangi. Ada pula portfolio yang
ditujukan untuk mengambil suatu risiko tinggi yang disebut portfolio
konsentrasi (concentrated portfolio).
- Dalam manajemen strategis dan pemasaran
Portfolio
digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk
yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan. Dalam mengembangkan
portfolion dapat menggunakan aneka teknik analisis termasuk analisis Boston
Consulting Group, analisis margin kontribusi, analisis G.E multi faktor,
Quality Function Deployment (QFD). Kebanyakan algoritma optimisasi portfolio
adalah berdasarkan pada Teori Portfolio Modern atau juga disebut MPT-Modern
Portfolio Theory, dan yang paling sering digunakan adalah metode optimisasi
perbedaan makna ( mean-variance ooptimization) dimana alokasi portfolio
ditujukan guna memaksimalkan keuntungan dengan cara menekan risiko.
B. PEMILIHAN PORTOFOLIO
- Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu:
- portofolio efisien dan portofolio optimal
Ø
Portofolio Efisien
·
Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan
return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia
ditanggungnya, atau portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat
return tertentu.
·
Mengenai
perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi diasumsikan bahwa semua
investor tidak menyukai risiko (risk averse).
·
Misalnya
jika ada investasi A (return 15% risiko 7%) dan investasi B (return 15%, risiko
5%), maka investor yang risk averse akan cenderung memilih investasi B.
Ø
Portofolio
Optimal
·
Portofolio
optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan
yang ada pada kumpulan portofolio efisien.
·
Portofolio
yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor
bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya
- fungsi utilitas dan kurva indiferen
Ø
Fungsi
Utilitas
·
Fungsi
utilitas dapat diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai
dari semua alternatif pilihan yang ada.
·
Fungsi
utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan
investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return harapan.
·
Fungsi
utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik sebagai kurva indiferen.
Ø
Kurva
Indiferen
·
Kurva
indeferen menggambarkan kumpulan portofolio dengan kombinasi return harapan dan
risiko masing-masing yang memberikan utilitas yang sama bagi investor.
·
Kemiringan
(slope) positif kurva indeferen menggambarkan bahwa investor selalu
menginginkan return yang lebih besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih
tinggi.
- aset berisiko dan aset bebas risiko
Ø
Aset Beresiko
· Semakin enggan
seorang investor terhadap risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan
cenderung lebih banyak pada aset yang bebas risiko.
·
Aset
berisiko adalah aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih
mengandung ketidakpastian.
·
Salah
satu contoh aset berisiko adalah saham.
Ø
Aset
Bebas Resiko
·
Aset
bebas risiko (risk free asset) merupakan aset yang tingkat returnnya di masa
depan sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return
yang sama dengan nol.
·
Satu
contoh aset bebas risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan pemerintah,
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
C. MODEL PORTOFOLIO MARKOWITZ
- Teori portofolio dengan model Markowitz didasari oleh tiga asumsi, yaitu:
1. Periode investasi tunggal, misalnya 1
tahun.
2. Tidak ada biaya transaksi.
3. Preferensi investor hanya berdasar pada
return yang diharapkan dan risiko.
D. MEMILIH PORTOFOLIO OPTIMAL
·
Permukaan
efisien (efficient frontier) ialah kombinasi aset-aset yang membentuk
portofolio yang efisien.
·
Merupakan
bagian yang mendominasi (lebih baik) titik-titik lainnya karena mampu menawarkan
tingkat return yang lebih tinggi dengan risiko yang sama dibanding bagian
lainnya.
·
Pemilihan
portofolio optimal didasarkan pada preferensi investor terhadap return yang
diharapkan dan risiko yang ditunjukkan oleh kurva indiferen.
E. MEMILIH ASET YANG OPTIMAL
·
Investor
membuat keputusan yang disebut sebagai keputusan alokasi aset (asset allocation
decision).
·
Keputusan
ini menyangkut pemilihan kelas-kelas aset yang akan dijadikan sebagai pilihan
investasi, dan juga berapa bagian dari keseluruhan dana yang dimiliki investor
yang akan diinvestasikan pada kelas aset tersebut.
·
Bagian
dari dana yang diinvestasikan pada setiap kelas aset disebut sebagai porsi dana
atau bobot dana. Masing-masing bobot dana tersebut akan berkisar antara 0%
sampai 100%.
F. MEMILIH KELAS ASET YANG OPTIMAL
Kelas
asset dalah pengelompokan asset-aset berdasarkan jenis-jenis asset seperti
saham, obligasi, real estat, sekuritas asing, emas, dsb.
SAHAM
BIASA
|
Kapitalisasi besar
|
Kapitalisasi kecil
|
Ekuitas
internasional
|
Pasar modal Negara maju
|
Pasar modal berkembang
|
OBLIGASI
|
Obligasi
pemerintah
|
Obligasi
perusahaan
|
Rating AAA
|
Rating BAA
|
Obligasi beresiko tinggi
|
Obligasi
dengan jaminan
|
Obligasi
internasional
|
INSTRUMEN
PASAR UANG
|
Treasury bills
|
Commercial paper
|
Guaranteed investment contracts
|
REAL
ESTATE
|
MODAL
VENTURA
|
G. MENGINVESTASIKAN DANA BEBAS RESIKO
- Dengan dimasukkannya RF (Return bebas risiko) dengan proporsi sebesar WRF, maka return ekspektasi kombinasi portofolio adalah:
E(Rp) = WRF RF + (1-WRF) E(RL)
- Deviasi standar portofolio yang terdiri dari aset berisiko dan aset bebas risiko dihitung:
- Contoh : Misalkan portofolio L menawarkan tingkat return harapan sebesar 20% dengan standar deviasi 10%. Aset bebas risiko menawarkan return harapan sebesar 5%. Anggap investor menginvestasikan 40% dananya pada aset bebas risiko dan 60% atau (100%-40%) pada portofolio L, maka:
E(Rp) = 0,4 (0,05) + 0,6 (0,2)
= 0,14atau 14%.
- Dalam gambar kita juga bisa melihat bahwa setelah garis Rf-N, tidak ada lagi titik yang bisa dihubungkan dengan titik Rf, karena garis Rf-N merupakan garis yang mempunyai slope yang paling tinggi.
- Garis Rf-N bersifat superior terhadap garis lainnya.
- Dengan demikian semua investor tentunya akan berinvestasi pada pilihan portofolio yang ada di sepanjang garis Rf-N tersebut.
- Jika portofolio investor mendekati titik Rf, berarti sebagian besar dana investor diinvestasikan pada aset bebas risiko.
H. PENENTUAN BOBOT INVESTASI
2.3
EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO
- Evaluasi Kinerja portofolio akan terkait dua isu utama :
1. Mengevaluasi apakah return
portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan return di atas return
portofolio yang dijadikan benchmark
2. Mengevaluasi apakah return yang
diperoleh sudah sesuai dengan tingkat resiko yang harus ditanggung.
- Faktor yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kinerja portofolio :
1. Tingkat resiko
2. Periode waktu
3. Penggunaan patok duga (benchmark)
yang sesuai
4. Tujuan investasi
A. MENGUKUR TINGKAT
RETURN PORTOFOLIO
- Metode sederhana yang biasanya dipakai dengan menghitung semua aliran kas yang diterima (dividen + capital gain), dan selanjutnya dibagi dengan dengan nilai pasar portofolio pada awal periode.
- Walaupun metode tersebut sederhana, tetapi mengandung kelemahan karena hanya sesuai untuk portofolio yang ‘statis’, yaitu portofolio yang tidak mempunyai aliran kas keluar maupun masuk dari investor
- Metode alternatif yang bisa mengakomodasi adanya aliran kas keluar maupun masuk dari investor, antara lain :
- TWR (time-weighted rate of return dan dollar-weighted rate of return)
Besarnya TWR ini tidak dipengaruhi oleh penambahan atau
penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return
portofolio.
CONTOH : TWR = (1,0 + S1) (1,0
+ S2) ……..(1,0 + SN) – 1,0
Dalam hal ini, S adalah return
yang diperoleh dalam setiap subperiode perhitungan.
- Contoh: Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 sub periode aliran kas yang masing-masing memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%.
Jawab :
TWR = (1,0 + 0,05) (1,0 + 0,08) (1,0 + 0,1) – 1,0
= (1,05) (1,08) (1,1) – 1,0
= 0,247 atau 24,7%.
- DWR (dollar-weighted rate of return)
Merupakan return yang benar-benar diterima oleh nvestor
ditentukan oleh besarnya arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio
akibat tambahan atau penarikan dana yang dilakukan investor selama periode perhitungan
return portofolio tersebut.
Dalam hal ini:
Dt = penambahan dana pada saat t.
Wt = penarikan dana pada saat t.
n
= jumlah penambahan dana selama periode perhitungan.
M = jumlah penarikan dana selama periode perhitungan.
r = tingkat bunga yang menyamakan nilai awal portofolio dengan
semua aliran kas (masuk dan atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio.
Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung
dengan metode TWR.
§
Persamaan
TWR dan DWR :
Kedua metode tersebut sama-sama bisa digunakan untuk menghitung
return portofolio dan sama-sama merupakan metode perhitungan yang valid
§
Perbedaan
TWR dan DWR :
- DWR lebih sesuai digunakan oleh para investor, karena metode ini akan bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkah return yang akan diterima investor?”
- TWR, lebih cocok untuk digunakan oleh manajer investasi, karena bisa menjawab pertanyaan “berapa besarkan return yang ditawarkan portofolio?”
B. RISK ADJUSTED PERFORMANCE
- Kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang dihasilkan, tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko portofolio tersebut.
- Ada beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor risiko
1. Indeks Sharpe
·
Indeks
Sharpe disebut juga reward-to-variability ratio.
·
Indeks
Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market
line) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio
dengan standar deviasinya.
·
Pada
Tabel tersebut terlihat bahwa dua jenis portofolio yaitu portofolio B dan D mempunyai indeks Sharpe
yang lebih besar dari indeks Sharpe Pasar pada periode tersebut yang hanya
sebesar 0,42.
·
Sedangkan
untuk portofolio B dan C yang mempunyai return yang hampir sama yaitu 12,3% dan
12,5%, ternyata mempunyai kinerja yang berbeda. Hal ini dikarenakan kedua
portofolio tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh berbeda yaitu 9,50 %
dan 13,75%.
·
Data
tersebut menunjukkan bahwa portofolio C relatif lebih berisiko dibanding
portofolio B, karena dengan rata-rata return yang hampir sama dengan B,
ternyata C mempunyai risiko (dilihat dari standar deviasi) yang lebih besar.
2. Indeks Treynor
·
Sering
disebut reward to volatility ratio, yaitu asumsi bahwa portofolio sudah
terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko
sistematis (beta)
· portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil dari
indeks Treynor pasar akan terletak dibawah garis pasar sekuritas, dan hal ini
menunjukkan bahwa kinerja portofolio tersebut berada dibawah kinerja pasar.
·
Sebaliknya
portofolio yang berada di atas garis pasar sekuritas mempunyai kinerja di atas
kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks Treynor yang
dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi
relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang
lebih kecil.
3. Indeks Jensen
·
Indeks
Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual
yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio
tersebut berada pada garis pasar modal
·
Indeks
Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak
portofolio “mengalahkan pasar”.
·
Indeks yang bernilai positif berarti
portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada di atas
garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio
mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat risiko sistimatisnya.
C. EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO
o
Ketiga
ukuran kinerja portofolio di atas tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pengukuran.
o
Ketiga
ukuran tersebut menggunakan dasar CAPM. Padahal model CAPM merupakan model
keseimbangan yang menggunakan asumsi-asumsi yang sangat sulit kita temukan
dalam kondisi nyata, sehingga penggunaan model CAPM bisa menyebabkan adanya
bias dalam pengukurankinerja portofolio tersebut.
REFERENSI
Nice articel👍👌
BalasHapusNice articel👍👌
BalasHapusnice
BalasHapus