v
SAHAM
Beberapa tipe dari saham , termasuk :
- Saham biasa (common stock),
Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk
piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan
kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan . Saham biasa
mempunyai sifat kebalikan dari saham preferen (prefered stock) dalam hal
pengembalian suara , pembagian deviden dan hak-hak yang lain .
Pemegang saham biasa dapat
mempengaruhi kebijakan korporasi melalui proses pengambilan suara (voting)
dalam pembuatan tujuan dan kebijakan , stock split dan memilih dewan direksi
perusahaan . Pemegang saham biasa mempunyai keuntungan dalam bentuk deviden dan
capital gain.
- Saham preferene (preferred stock),
Saham preferen (preferred stock) adalah bagian saham yang
memiliki tambahan hak melebihi sahambiasa . Ada beberapa jenis saham preferen,
antara lain :
Saham preferen partisipasi ;
saham preferen yang membagikan dividen kepada pemegangnya ; pemilik saham ini
setelah menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang
dinyatakan sebagai deviden kepada pemegang saham biasa (participating
preference shares).
Saham preference nonkumulatif ; saham preferen yang tidak
mempunyai hak untuk mendapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun
yang lalu secara kumulatif (nonummulative preferred stock).
Saham
preferen biasanya memiliki prioritas lebih tinggi dibanding saham biasa dalam
pembagiaan dividen dan aset , dan kadangkala memiliki hak pilih yang lebih
tinggi seperti kemampuan untuk memveto penggabungan atau pengambilalihan atau
hak untuk menolak ketika saham baru dikeluarkan (yaitu, pemegang saham preferen
dapat membeli saham yang dikeluarkan sebanyak yang dia mau sebelum saham itu
ditawarkan kepada orang lain).
Saham
yang biasa dijual di bursa efek adalah saham biasa dan saham preferen tidak
diperjualbelikan di bursa efek . Struktur kelas ganda memiliki beberapa kelas
saham (ontohnya ,Kelas A,Kelas B,Kelas C) masing-masing dengan keuntungan dan
kerugiannya sendiri-sendiri .
Saham harta adalah saham yang telah dibeli balik
dari masyarakat .
v PENILAIAN SAHAM BIASA
Ø
Expected Return
The percentage yield that an investor forecasts
from a specific investment over a set period of time. Sometimes called the holding period return
(HPR). The formula can be broken into two parts, Dividend Yield +
Capital Gain
Contoh :
PT.
XYZ memperkirakan akan ada pendistribusian dividen tahun depan sebesar 3.000.
Harga saham PT ini sekarang adalah 8.000 per lembar. Tahun depan diramalkan harga
saham akan naik menjadi 10.000 per lembar karena perusahaan baru saja
memenangkan proyek besar dari pemerintah. Berapakah Expected return dr saham
PT.XYZ?
r
= 3000 + 10000 – 8000 = 62,5 %
8000
Ø
Dividend
Discount Model –
Perhitungan harga saham sekarang yang menyatakan bahwa nilai saham sama dengan
present value dari semua dividen yang diharapkan di terima di masa yang akan
datang.
Ø Dividen Bertumbuh Secara Konstan (Constant Growth Model)
Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan
Model ini mengasumsikan bahwa
dividen tumbuh pada suatu tingkat tertentu (g) / konstan
Model ini cocok untuk perusahaan
yang mature dengan pertumbuhan yang stabil
P0 = D0(1+g)/Ks-g
Saham yg memberikan sejumlah
dividen yang tetap jumlahnya dalam waktu yang tak terbatas
Karena saham preferen tidak
mempunyai tanggal jatuh tempo, maka penilaian saham preferen merupakan suatu
perpetuitas.
Dps
Kps
P0 = Nilai saham preferen
Dps = dividend saham preferen
Kps = tingkat return yang
disyaratkan pd saham
Contoh :
Microsoft
mempunyai saham preferen dengan dividen yang dibayarkan sebesar Rp1.500 tiap
tahun. Tingkat return yang diinginkan investor adalah 14%. Berapa nilai
sekarang saham preferen?
V=Dp/kp
=
1500/0,14
=
Rp 10.714,28
v
INDEKS
SAHAM
Untuk memberikan informasi yang
lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator
pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI
mempunyai tujuh macam indeks saham:
IHSG, menggunakan semua
saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.
Indeks sektoral, menggunakan semua
saham yang masuk dalam setiap sektor.
Indeks LQ45
menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
Indeks Individual, yang
merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar.
Jakarta Islami Index,
merupakan Indeks perdagangan saham syariah.
Indeks Papan Utama dan Papan
Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang
tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
Indeks kompas100,
menggunakan 100 saham pilihan harian kompas
Ø
Jenis – Jenis Indeks
Kendati
IHSG sudah bisa menjadi indikator pergerakan pasar secara keseluruhan tapi
sebagai investor tentunya tidak puas jika untuk melihat perkembangan harga dan
pasar, hanya berpedoman pada satu indikator saja. Terlebih lagi sebagaimana
kita ketahui saham yang diperdagangkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
struktur industrinya berbeda-beda. Jadi dengan alasan itu, maka BEI membentuk
lagi beberapa indikator perdagangan, misalnya ada saham yang perhitungan
indeksnya disatukan secara sektoral, ada yang individu saja dan ada pula yang
berdasarkan kelompok, misalnya syariah, properti, dan indeks saham blue chips
(likuid). Karena itu kini indikator perdagangan di BEI jumlah dibagi dalam
beberapa kelompok, mulai dari Indeks Harga Saham Individu (IHSI), Indeks Harga
Saham Sektoral, Indeks Harga Saham Likuid-45 (Indeks LQ-45), Indeks Harga saham
Syariah atau yang disebut dengan Jakarta Islamic Index (JII).
Indeks
Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga
dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. Selanjutnya
IHSI berubah sesuai dengan kondisi pasar. Setelah IHSI kita juga mengenal
Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS). IHSS ini sebagaimana namanya menggunakan
semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan,
pertambangan, pertanian, perumahan dan properti, perbankan dan lain-lain. Di
BEI sendiri indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu: pertanian,
pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti,
infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. Sedangkan Indeks
Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index), menggunakan semua
saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.
Sementara
itu untuk Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan
mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk ke dalam LQ 45 tersebut.
Sedangkan yang dimaksud dengan Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index)
merupakan indeks yang terdiri 30 saham yang bisnis dan industrinya sesuai
dengan syariat Islam. Jadi JII ini mengakomodasi syariat investasi dalam Islam
atau Indeks yang berdasarkan syariah.
Dengan
kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria
investasi dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah
adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang; Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional; Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta
memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram; Usaha yang
memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat.
Di
samping indikator perdagangan yang dibuat sesuai dengan jenis industrinya, BEI
juga mengelompokan saham-saham yang masuk dalam kategori papan utama dan papan
pengembangan. Yang masuk dalam kategori saham papan utama (main board) dan
papan pengembangan (development board) ini adalah saham yang dikelompokkan
sesuai dengan papan pencatatannya. Sederhananya papan utama adalah saham-saham
yang kapitalisasinya besar. Sedangkan saham-saham pengembangan adalah
saham-saham yang baru tercatat di BEI, dengan kapitalisasi yang lebih kecil.
v
INDEKS
HARGA SAHAM
Informasi
mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang di
sebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar saham merupakan
indikator yang mencerminkan kinerja saham saham pasar. Karena merupakan
indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham, maka indeks pasar
saham juga disebut indeks harga saham (stock market index).
Indeks Harga Saham : Indeks yang menggambarkan
perubahan – perubahan atau pergerakan harga masing – masing saham sejak pertama
kali di keluarkan sampai pada periode tertentu. Indeks saham ini menunjukkan kinerja emitten
Ø
Indeks
Harga Saham di bagi menjadi :
- Indeks Harga Saham Individual
- Indeks Harga Saham Gabungan
a. Seluruh
Saham
b.
Kelompok Saham ( Indeks LQ 45,
& JII)
c.
Jenis Usaha ( Sektoral )
Harga saham akan mengalami
perubahan jika terjadi perubahan harga dasar saham secara teoritis yaitu harga
penyesuaian akibat adanya aksi emitten seperti : Pembagian deviden saham, saham
bonus, stock split, redemption, right issue dll.
Indeks
harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks
merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar
modal, khususnya saham.
Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan
Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek
Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa
Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain,
jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free
float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga
perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi
kewajaran pergerakan IHSG.
Indeks Harga Saham Individual menggambarkan
suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga masing – masing
saham, sampai pada tanggal tertentu. Indeks ini merupakan bentuk pengukuran
kinerja suatu saham di bursa efek.
- Indeks Saham Individual
SI = ( Ps / P base ) x 100 %
SI = Indeks Saham Individual
Ps = Harga Penutupan
Pbase = Harga Perdana
Contoh :
Jika PT. Bank
Karya pada tanggal 11 Nov 08 mencatatkan harga saham perdananya Rp. 1000,-
diakhir sesi transaksi sebesar Rp. 1250,- tentukan nilai SI nya?
SI = ( Ps / Pbase ) x 100 %
SI = ( 1250 / 1000 ) x 100 % = 125
%
Artinya saham PT. Bank Karya
mengalami kenaikan sebesar 25 poin.
Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham : Indeks yang
menggambarkan perubahan – perubahan atau pergerakan harga saham gabungan
seluruh saham sejak pertama kali di keluarkan sampai pada periode tertentu.
Indeks ini menunjukkan kinerja suatu saham gabungan di bursa efek
Indeks Harga Saham Kelompok
Menggambarkan rangkaian informasi
historis mengenai pergerakan harga saham kelompok suatu saham, sampai pada
tanggal tertentu.
Indeks
Harga Saham Gabungan atau yang lebih dikenal dengan IHSG, tentu menjadi sebuah
istilah yang akrab di telinga sebagian masyarakat. Terlebih bagi para investor
pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur
harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat
ukur/indikator dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu
bursa efek dalam kurun waktu tertentu.
Bagi
investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil keputusan
berinvestasi namun ini tidak mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan untuk
membeli atau menjual saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan
matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang ditetapkan.
IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu Negara.
Naik
turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang
dilakukan melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk investasi
lain, investasi di lantai bursa memang lebih genuine dalam mengukur minat
publik dalam berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan lingkungan ekonomi
dalam menarik minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG menggambarkan bahwa
lingkungan ekonomi tampak semakin menarik bagi investor.
v
PERKEMBANGAN IHSG DI INDONESIA
Indeks Harga Saham
Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta
Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah
satu indeks pasar saham yang
digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI;
dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)).
Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1
April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks
ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang
tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982.
Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham
tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Posisi tertinggi yang pernah dicapai
IHSG adalah 3.357,032 poin yang tercatat pada 15 September 2010.
Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indikator untuk membantu
pergerakan harga saham. IHSG merupakan gambaran bagi para investor
untuk melakukan investasi portofolio di pasar modal. Dengan melihat IHSG para
investor dapat memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi di
pasar modal seperti harga saham dan keuntungan yang akan diperoleh. Walaupun
demikian kemungkinan-kemungkinan ini bisa saja tidak sesuai dengan harapan yang
ingin didapat oleh para investor setelah mereka melakukan investasi portofolio
tersebut, karena tingkat risiko yang akan diterima hampir sama dengan tingkat
keuntungan yang akan diraih. Jadi dengan adanya IHSG ini sangat membantu para
investor untuk melakukan investasi portofolio di pasar modal.
Pada
tahun 1992 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia berada pada posisi
274,34 dengan tingkat keuntungan atau return IHSG yang diraih sebesar 18,4
persen. Sedangkan pada tahun 1993 IHSG meningkat menjadi berada pada posisi
588,77 dengan tingkat return IHSG yang diraih meningkat juga menjadi sebesar
114,6 persen. Sedangkan pada pada tahun 1994 IHSG menurun menjadi berada pada
posisi 469,64 dengan tingkat return yang diraih sebesar - 20,2 persen yang
diakibatkan oleh perekonomian yang belum stabil. Dan pada tahun-tahun
berikutnya IHSG dan return IHSG mengalami fluktuasi yang diakibatkan oleh belum
kondusifnya perekonomian dalam negeri baik dari segi ekonomi, sosial,dan
keamanan.
Pada
tahun 1998 IHSG di Indonesia berada pada posisi 398,03 dengan return yang
diterima menurun menjadi sebesar 0,9 persen. Hal ini disebabkan karena
terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia sehingga menyebabkan
harga-harga barang naik secara keseluruhan yang diakibatkan oleh terpuruknya
mata uang nasional. Dan juga menyebabkan para investor banyak yang
mengalami kerugian sehingga banyak perusahaan yang harus bangkrut. Dan pada
tahun-tahun berikutnya IHSG serta returnnya mengalami fluktuasi yang
diakibatkan oleh terjadinya pergantian presiden dari masa orde baru ke masa
reformasi dan terjadinya kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan
perekonomian tidak stabil.
Indeks
harga saham gabungan (IHSG) atau composite stock price index menggunakan
seluruh saham tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. Masing-masing
pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai
sebagai dasar dalam perhitungan indeks haraga. Sebagai contoh IHSG di
masing-masing negara memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Tabel 3.4
menyajikan perkembangan IHSG di Asia Pasifik termasuk indonesia selama tahun
2005 hingga 2007.
Dalam
tiga tahun tersebut perkembangan IHSG di indonesia menunjukkan pertumbuhan yang
baik mencapai lebih dari 51% dan berada pada peringkat ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa
perkembangan pasar modal di Indonesia semakin membaik.
Tabel 3.4 Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2007
Panel B : Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2006-2007
Panel B : Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2006-2007
Negara 29 Desember 06 27 Desember 07 %
Shenzhen 550,59 1.453,47 163,98
Shanghai 2.675,47 5.308,89 98,43
Indonesia 1.805,52 2.739,704 51,74
Mumbai 13.786,91 20.216,72 46,64
Hong Kong 19.964,72 27.842,93 39,46
Malaysia 1.096,24 1.437,82 31,16
Thailand 679,84 852,06 25,33
Philipina 2.982,54 3.667,64 22,97
Singapura 2.985,83 3.477,20 16,46
DowJones 12.463,15 13.359,61 7,19
Taiwan 7.823,72 8.313,72 6,26
Jepang 17.225,83 15.564,69 (9,64)
Tabel 3.4 Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2007
Panel A : Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2006
Negara 30 Desember 05 27 Desember 06 %
Shanghai 1161,06 2536,39 118,45
Shenzhen 278,75 545,58 95,72
Indonesia 1162,64 1803,264 55,11
Mumbai 9347,93 13859,69 48,26
Philipina 2096,04 2883,47 37,57
Hong Kong 14876,43 19725,73 32,60
Singapura 2347,34 2959,41 26,08
Malaysia 899,79 1083,22 20,39
Taiwan 6548,34 7733,18 18,09
DowJones 10717,50 12510,57 16,73
Jepang 16111,43 17223,15 6,90
Thailand 713,73 689,84 (3,35)
Panel A : Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2006
Negara 30 Desember 05 27 Desember 06 %
Shanghai 1161,06 2536,39 118,45
Shenzhen 278,75 545,58 95,72
Indonesia 1162,64 1803,264 55,11
Mumbai 9347,93 13859,69 48,26
Philipina 2096,04 2883,47 37,57
Hong Kong 14876,43 19725,73 32,60
Singapura 2347,34 2959,41 26,08
Malaysia 899,79 1083,22 20,39
Taiwan 6548,34 7733,18 18,09
DowJones 10717,50 12510,57 16,73
Jepang 16111,43 17223,15 6,90
Thailand 713,73 689,84 (3,35)
Pada tahun 2008 IHSG di Indonesia
menurun menjadi berada posisi 1.355,41 dengan return yang diraih menurun
menjadi sebesar - 50,6 persen. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis
finansial di Amerika Serikat sehingga banyak perusahaan-perusahaan mengalami
kebangkrutan yang berefek pada banyaknya para investor yang mengalami kerugian
yang sangat besar dan berefek pada investasi portofolio yang ada di pasar modal
mengalami penurunan drastis.
v
METODE PERHITUNGAN IHSG
·
Metode Rata – Rata
Penjumlahan harga saham yang di
transaksikan dibagi dengan faktor pembagi tertentu. IHSG dengan Metode rata –
rata di rumuskan :
IHSG = ( Jumlah Ps / Jumlah Pbase )
·
Metode Rata – Rata tertimbang
Metode ini menggunakan pembobotan
harga pasar saham dan harga dasar saham.
Metode yang di gunakan :
- Metode Paasche ( IHSG = Jumlah Ps x Ss / Jumlah Pbase x Ss ) Ss = jumlah saham beredar ( outstanding shares )
- Metode Laspeyres ( IHSG = Jumlah Ps x So / Jumlah Pbase x So ) So = Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar.
Pertama-tama akan dihadirkan
metode-metode yang umumnya digunakan untuk menyusun indeks saham. Secara umum, ada dua jenis
rumusan untuk membentuk indeks saham. Pertama rumus atau metode yang dikenal
dengan nama Weighted Average. Rumusnya adalah (Sigma)PxQ/Nd kemudian dikali
dengan 100.
P adalah harga saham di pasar
reguler. Q adalah bobot saham (jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Nd adalah
nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat
di BEI yang masuk dalam daftar penghitungan indeks.
Nilai dasar bisa berubah jika ada
aksi korporasi yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah.
Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasar.
Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar per saham atas sahamsaham yang
diperhitungkan dalam indeks, lalu dibagi dengan nilai dasar, kemudian dikalikan
dengan 100.
kapitalisasi pasar per saham yang
di total ini berbeda dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI,
karena ada sahamsaham yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks.
Saham saham yang tidak
diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri
atas sahamsaham yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG.
Jadi boleh dibilang, IHSG merupakan
nilai representatif atas ratarata harga seluruh saham di BEI berdasarkan jumlah
saham tercatat. Itulah
kenapa disebut sebagai Weightened Average nilai harga ratarata terhadap bobot
atau jumlah saham.
Rumus kedua adalah apa yang disebut
sebagai Average. Penghitungannya mirip dengan rumus pertama. Hanya saja, tidak
memasukkan bobot atau jumlah saham tercatat dalam penghitungan. Rumusnya adalah
(Sigma)P/Nd dikali 100.
dimana p adalah Harga
Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham, dan d adalah Nilai
Dasar.
Metode ini dipakai oleh indeks
saham industri Dow Jones (Dow Jones Industrial Average/DJIA). Alasan indeks ini
tidak memasukkan bobot sebagai pengali harga saham karena DJIA merupakan indeks
30 saham terpilih di bursa New York.
Sebanyak 30 saham yang masuk dalam
DJIA diasumsikan telah memiliki bobot yang setara, sehingga penghitungan bobot
dianggap tidak perlu lagi. Sebagai catatan, 30 saham ini boleh dibilang
mewakili setiap industri di Amerika Serikat (AS) dan memiliki likuiditas
transaksi yang tinggi.
Kalau boleh disamakan, indeks LQ45
memiliki karakter yang mirip dengan DJIA, meskipun rumus penghitungan yang
dipakai tetap sama seperti rumus yang dipakai dalam menghitung IHSG.
Dasar
perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat pada
tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total
perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam
program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Perhitungan Indeks
merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui
sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila
terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait
dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru,
HMETD (right issue), partial/company listing, waran
dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal
terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar
tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang
digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang
didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
Perhitungan IHSG dilakukan setiap
hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat,
diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam
beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi
diimplementasikan dengan baik.
v
TUJUAN PENILAIAN SAHAM
Saham merupakan aset finansial
yang dapat dijadikan investasi
Penilaian saham dilakukan utk
menentukan apakah saham yg akan dibeli atau dijual akan memberikan tingkat
return yang sesuai dengan return yang diharapkan.
Nilai saham dibedakan menjadi:
·
nilai buku,
·
nilai pasar, dan
·
nilai instrinsik.
·
Nilai buku (book value)
Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih (net assets) yang
dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham .Dilihat dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan .
·
Nilai pasar (market value)
Harga saham dibursa saham pada saat tertentu .
Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
bursa .
·
Nilai intrinsik (intrinsik value)
·
Nilai sebenarnya / seharusnya dari suatu saham .
·
Alon investor menghitung nilai instrinsik saham untuk memutuskan
strategi investasinya .
·
Jika nilai pasar > nilai instrinsik
> overvalued > jual
·
Jika nilai pasar < nilai instrinsik > undervalued >beli.
Ø
Menentukan nilai intrinsik
Analisis fundamental
Menghitung nilai instrinsik menggunakan data
keuangan perusahaan
Analisis teknikal
Menghitung nilai instrinsik dari data
perdagangan saham (harga dan volumen penjualan ) yang telah lalu .
Ø
Analisis teknikal
Terdapat pola pergerakan harga
saham yang diyakini akan berulang .
Menggunakan grafik (chart) untuk
menemukan pola pergerakan harga saham .
Support level
·
Tingkat kisaran harga, pada saat analis mengharapkan akan terjadi
peningkatan yang signifikan atas permintaan saham di pasar ( lower boundary =
batas bawah ) Resistance level .
·
Tingkat kisaran harga, pada saat analisis berharap terjadi peningkatan yang
signifikan atas penawaran saham di pasar ( upper boundary = batas atas)
Analisis ini merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya diwaktu lalu. Analisis ini
didasarkan pada argumen bahwa :
- Harga saham menerminkan informasi yang relevan .
- Informasi yang relevan ditunjukan oleh perubahan harga di waktu lalu .
- Perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang .
- Alat analisis pada analisis teknikal adalah didasarkan pada grafik atau chart , sehingga para penganut aliran ini sering disebut chartist .
Ø Analisis fundamental
Tahapan :
·
Proses analisis “Top-down”.
·
Analisis ekonomi dan pasar modal
·
Analisis industri
·
Analisis perusahaan
Ø
Analisis ekonomi
Terdapat
hubungan yang erat antara kondisi ekonomi global dan nasional terhadap kinerja
pasar modal suatu negara, apalagi terhadap suatu perusahaan. Menganalisis
variabel ekonomi makro suatu negara, spt: Produk domestik bruto (GNP), Tingkat
pengangguran, tingkat inflasi, kurs valuta asing, investasi swasta, dan tingkat
bunga.
Ø
Analisis industri
Diperlukan untuk memilih industri yg
memiliki prospek yang menguntungkan. Beberapa penelitian menyebutkan :
·
Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda
·
Tingkat return masing-masing industri berbeda disetiap tahunnya
·
Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat
cukup beragam
·
Tingkat risiko industri juga beragam
·
Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu
Daur hidup industri (dikaitkan dengan nilai
penjualan):
Tahap Permulaan Pertumbuhan
Kedewasaan Stabil Penurunan. Persaingan
dalam industri Michael Porter Five
Forces of Competitive Internal Rivalry,
New Entrants, Supplier, Consumers, dan Substitution.
Ø
Analisis perusahaan
~ Analisis Fundamental:
Ada dua pendekatan dalam analisi
fundamental:
·
Present value approach (capitalization of income method)
·
Price earning ratio approach.
1. Present value approach
·
nilai saham dihitung dg
mendiskontokan arus kas masa depan yg diterima investor (diwakili o/
dividen) dividend discounted model
2. P/E
ratio approach
·
rasio harga pasar saham terhadap laba
·
menunjukkan berapa besar investor menilai harga saham dari kelipatan laba
yang dilaporkan perusahaan.
2
komponen utama dalam menganalisis perusahaan adalah Earning per share (EPS) dan
Price Earning Ratio (PER).Kedua komponen dpt dipakai mengestimasi nilai
instrinsik saham ,dividen yang dibayarkan berasal dari earning dan ada hubungan
antara perubahan earning dengan perubahan harga saham.
v
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IHSG
Sekarang
akan dibahas mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat level IHSG bergerak
naik atau turun. Pertama tentunya harga saham. Namun tidak hanya itu. Kenaikan
atau penurunan tajam harga satu saham memang berpengaruh terhadap pergerakan
IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu mempengaruhi IHSG tergantung pada bobot
saham tersebut. Jadi sederhananya, kenaikan atau penurunan IHSG sangat
bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari
sinilah kemudian muncul beberapa saham yang disebutsebut sebagai motor
penggerak IHSG.
Sebut
saja saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Saham ini memiliki saham tercatat
mencapai 20,159 miliar saham. Dengan harga saat ini sebesar Rp 8.700, maka
kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 175,383 triliun. Nilai itu mencapai 10%
dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI yang masuk dalam
penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat ini sekitar Rp 1.700 triliun.
Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau penurunan harga sebesar Rp
50 poin saja akan memberikan pengaruh pada level IHSG.
Saham TELKOM memang
tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi terbesar di BEI. Lain halnya dengan
saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Saham BNBR yang tercatat di BEI
mencapai 93,721 miliar saham, jauh lebih besar dari TLKM. Akan tetapi, harga
saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang berarti nilai kapitalisasi pasar BNBR
sebesar Rp 11,902 triliun. Angka tersebut tidak sampai 1% dari kapitalisasi
pasar BEI.
Jadi,
meskipun BNBR mengalami kenaikan harga atau penurunan harga sebesar 35% pun
tidak akan memberi pengaruh besar terhadap perubahan level IHSG. Lain halnya
jkalau suatu saat harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat dipastikan kenaikan
atau penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi pengaruh besar pada level
IHSG. Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat dipastikan hal itu
didorong oleh kenaikan hargaharga saham berkapitalisasi besar atau yang lebih
dikenal sebagai Huge Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM naik tajam, level
IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula.
Kelemahan
penghitungan ini adalah karena rumus ini memasukkan sahamsaham yang kurang
aktif diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau jumlah saham secara
keseluruhan dalam penghitungannya. Contohnya, saham TLKM hanya ditransaksikan
sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari ini. Kapitalisasi
pasar yang terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM. Jadi level IHSG
sudah pasti akan terangkat.
Dan
metode ini ikut memasukkan sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan, malah
terkadang tergolong saham tidur. Ini akan memangkas representasi pasar IHSG
secara riil, karena sahamsaham yang tidak ditransaksikan ikut dimasukkan dalam
penghitungannya. Kendati demikian, BEI menganggap metode yang dipakai ini sudah
cukup mewakili pergerakan seluruh saham harian di lantai bursa.
v
KEGUNAAN
IHSG
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) berguna untuk melihat perubahan harga saham secara keseluruhan
di pasar. Baik kenaikan maupun penurunan harga saham di lantai bursa bisa
dilihat dari kenaikan dan penurunan IHSG ini. Misalkan,
nilai IHSG selama tiga hari berturut-turut adalah 4.937,417; 4.899,354; dan
4.925,152, hal ini berarti ada penurunan harga 38,063 poin dari hari ke-dua
terhadap hari sebelumnya dan terjadi kenaikan 25,798 poin dari hari ke-dua ke
hari ke-tiga.
Penurunan IHSG atau kenaikan IHSG
ini bukan menyatakan seluruh harga saham yang tercatat di bursa mengalami
penurunan atau kenaikan. Kenaikan IHSG ini menyatakan bahwa harga saham yang
tercatat di bursa tersebut cenderung mengalami kenaikan lebih banyak dan lebih
besar daripada harga saham yang mengalami penurunan.
Begitu pula dengan IHSG yang turun,
hal ini menyatakan bahwa penurunan harga cenderung lebih banyak dan lebih besar
daripada harga saham yang mengalami kenaikan. Artinya investor yang melihat
IHSG mengalami kenaikan belum tentu harga saham yang sedang portofolionya
mengalami kenaikan.
Ada kemungkinan IHSG yang sedang naik di mana
harga saham yang dalam portofolionya mengalami penurunan dikarenakan
saham-saham yang harganya turun pada pasar dan pada perhitungan IHSG.
IHSG bisa digunakan untuk melihat
perkembangan harga saham dari waktu ke waktu atau dari sejak IHSG tersebut
dihitung. IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) dihitung mulai Agustus tahun 1982
dengan nilai 100 dan hingga hari ini IHSG telah mencapai angka 4978. Hal ini berarti IHSG BEI telah mengalami
kenaikan 48,7 kali dari nilai awal IHSG.
Dengan
waktu yang panjang tersebut, harga saham di bursa mengalami kenaikan dan
penurunan. Bila ditelusuri, ada harga saham di BEI yang telah naik sebesar
kenaikan IHSG tersebut. Namun, ada juga harga saham yang tidak banyak
berubah dari harga semula atau harga IPO.
Kegunaan lain dari IHSG adalah
sebagai patokan untuk portofolio saham bagi investor atau manajer investasi.
Angka yang digunakan sebagai perhitungan dalam bentuk persentase bila IHSG
digunakan sebagai patokan.
Jika kenaikan IHSG lebih tinggi
daripada kenaikan portofolio investor atau manajer investasi, portofolio yang
dikelola tidak berkinerja baik. Kinerja portofolio dianggap berkinerja bagus
jika kenaikan IHSG lebih rendah daripada kenaikan portofolio investasi investor
atau manajer investasi.
v
INDEKS
HARGA SAHAM
Ø
Angka
Dasar
·
Indeks
harga saham merupakan cermin dari fluktuasi harga saham di pasar yang
dinyatakan dalam suatu angka dan didasarkan pada angka dasar tertentu
·
Angka
dasar merupakan angka indeks awal sebelum harga pasar terbentuk
·
Angka
dasar ditetapkan oleh masing-masing Bursa Efek, yaitu 100, 500, atau 1.000
Ø
Perubahan
·
Begitu
harga pasar terbentuk untuk detik yang pertama kali, berarti indeks harga saham
sudah berubah, mungkin di atas mungkin di bawah angka dasar
·
Dalam
setiap detik perdagangan efek terjadi transaksi bursa, sehingga angka indeks
saham individu dan indeks saham gabungan berubah
Ø
Perubahan
Total Nilai Dasar
·
Indeks
harga saham berubah karena harga saham di pasar berubah
·
Indeks
harga saham juga dapat berubah karena perubahan total nilai dasar saham
·
Perubahan
total nilai dasar saham terjadi karena perusahaan mengeluarkan modal saham
tambahan melalui right issue, waran, dan convertible bonds
·
Saham
bonus dan split tidak mengubah total nilai dasar
Ø
Jenis
–Jenis
- Jenis-jenis indeks harga saham, yaitu:
o Indeks harga saham individu
o Indeks harga saham parsial
o Indeks harga saham gabungan (composite
index)
·
Setiap
pihak boleh membuat indeks parsial untuk kepentingan sendiri
Ø
Return
Saham
·
Indeks
harga saham banyak digunakan untuk menganalisis return saham
·
Return
saham yang dihitung dengan
menggunakan harga saham dalam rupiah sangat berbahaya apabila selama periode
pembanding harga tersebut telah terjadi corporate action
Ø
Return
Saham dengan Adjusted Price
·
Penggunaan
rupiah hanya dibenarkan dalam menghitung return saham, jika harga pasar
sebelum corporate action disesuaikan dengan corporate action sehingga
terbentuk adjusted price
·
Harga
pasar sekarang (setelah corporate action) dibandingkan dengan adjusted
price akan menghasilkan return yang benar
Ø
Return
Tahunan
·
Untuk
menghitung return tahunan dari sejumlah saham yang diteliti, tentu akan
sangat sukar mencari adjusted price setiap jenis saham yang diteliti
itu, sehingga cara ini tidak praktis
Ø
Return
dengan Indeks Individu
·
Cara
yang mudah untuk menghitung return saham bulanan atau tahunan adalah
dengan menggunakan indeks harga saham individu, karena tidak perlu
memperhatikan lagi ada tidaknya corporate action
Ø
Return
dalam Rupiah
·
Jika
dalam suatu periode waktu tidak ada tindakan corporate action yang
dilakukan perusahaan yang return-nya akan dianalisis, maka harga saham
dalam nilai rupiah dapat digunakan
·
Apabila
masih ingin menggunakan harga saham dalam nilai rupiah walaupun ada tindakan corporate
action, maka harga saham sebelum corporate action harus disesuaikan
atau dikoreksi secara proporsional
Ø
Estimasi
Return
Mengetahui
secara pasti berapa return yang akan diperoleh dari suatu investasi di masa
mendatang adalah pekerjaan yang sangat sulit, bahkan mustahil. Return investasi
hanya bisa diperkirakan melalui pengestimasian. Return investasi di masa datang
adalah return harapan dan sangat mungkin berlainan dengan return aktual yang
diterima. Jika seorang investor misalnya mengharapkan return suatu investasi
sebesar 10%, maka mungkin saja tingkat return aktual yang akan diperoleh tidak
sama dengan 10%, bisa kurang atau lebih. Pada dasarnya, tingkat return harapan
sebesar 10% tersebut hanyalah sebuah angka etimasi yang kenyataannya mungkin
bisa di bawah atau di atas angka tersebut.
Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan
return harapan dari suatu sekuritas ABC berdasarkan skenario kondisi ekonomi
seperti dalam tabel 4.1. di bawah ini:
Tabel
4.1. Distribusi probabilitas Return Sekuritas ABC
Kondisi ekonomi
|
Probabilitas
|
Return
|
Ekonomi kuat
|
0,30
|
0,20
|
Ekonomi sedang
|
0,40
|
0,15
|
Resesi
|
0,30
|
0,10
|
Perhitungan return harapan dari sekuritas ABC
tersebut bisa dihitung rumus 4.2 di atas, seperti berikut ini :
E(R)
= [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)]
= 0,15
Jadi, return harapan dari sekuritas
ABC adalah 0,15 atau 15%
•
Metode aritbmetic mean adalah metode
perhitungan statistik yang biasa kita pakai untuk menghitung nilai rata-rara,
dan biasanya diberi simbol x bar .secara matematis ,rumus arithmatic
•
Contoh : Aset ABC selama 5 tahun memberikan
return berturut-turut
•
sebagai berikut:
•
Tahun Return (%) Return Relatif (1 + return
•
Hasil perhitungan metode arithmetic mean diatas
adalah nilail rata-rata return selama 5 tahun. Akan tetapi metode arithmetic
mean kadangkala bisa menyesatkan
terutama jikapola distribusi return
•
selama suatu periode mengalami presentase
perubahan yang sangat fluktuatif .oleh karena itu , ada suatu metode lain yang
disebut sebagai geometric mean , yang bisa menggambbarkan secacra lebih akurat
“nilai rata –rata yang sebenarnya “ dari suatu distribusi return selama suatu
periode tertentu .
•
Dalam hal ini Rn adalah return relatif pada
periode n . return relatif diperbolehkan dari penjumlahan 1,0 terhadap return . penambahan nilai 1,0
tersebut berguna untuk menghilangkan niali negatif
•
dalam perhitungan geometric mean .jika
distribusi return aset ABC seperti tabel diatas ,mamka kita hitung denga metode
geometric mean , maka hasil yang kita dapatkan adalah
G = [(1 + 0,1525) (1 +
0,2035) (1 – 0,1750) (1 - 0,1075)
(1 + 0,1540)]1/5 – 1
= [(1,1525) (1,2035)
(0,8250) (0,8925) (1,1540)]1/5 – 1
= (1,1786) 1/5 – 1
= 1,0334 – 1
= 0,334 = 3,34%
Dari perbandingan
perhitungan kedua metode ini , hasil perhitungan metode geometric mean lebih
kecil dari hasil perhitungan metode
arithmetic mean . mengapa demikian ? hal ini disebabkan perhitungan
geometric mean adalah perhitungan yang bersifat pelipatgandaan (compounding)
dari aliran return selama periode tertentu .perhitungan seperti ini memang
menghasilkan nilai yang
lebih kecil dibanding
perhitungann arithmetic mean . disamping
itu , geometric mean selalu
bernilai lebih kecil
kareana metode ini merefleksikan variabilitas return dalam suatu periode
tertentu .
Kapan sebaiknya kita
menggunakan geometricmean atau arithmetic
mean untuk menghitung
tingkat perubahan
aliran return pada periode yang bersifat serial dan kumulatif (misalnya 5 atau
10 tahun berturut-turut ),sebaiknya
menggunakan metode geometric mean ,sedangkan arithmetic mean kan lebih baik
dipakai untuk menghitung nilai rata –rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif
v
ANALISIS SAHAM
Ø
Pendekatan Relatif
· Analisis saham yang mudah dipraktikkan adalah
pendekatan relatif, yang meliputi:
o Price Earnings Ratio (PER)
o Price Dividend Ratio (PDR)
o Price Book Value Ratio
Ø
Estimasi Harga
·
Dalam menentukan estimasi harga yang akan digunakan untuk mengajukan
tawaran beli dan tawaran jual, kita dapat menggunakan rumus:
P = E × R atau P = D × R atau P = B × R
P = E × R atau P = D × R atau P = B × R
·
R atau ratio diambil dari pengalaman sebelumnya, sementara rata-rata
bulanan/tahunan E (earnings), D (dividend), dan B (book value)
diestimasi berdasarkan laporan keuangan terakhir yang diterbitkan, sehingga
selalu berubah setiap ada terbitan baru
Ø
P.E.R dan Siklus Ekonomi: Up Trend
Ø
Dividend Discounted Cash Flow
·
Pendekatan
dividend discounted cash flow tidak berlaku jika:
o Growth lebih besar daripada k (cost of capital)
o Tidak ada pembagian dividen tunai
o
Dividen
tunai berubah setiap tahun
Ø
Estimasi Harga Menurun
·
Jika ROE
turun dan plowback ratio tetap, maka estimasi harga saham akan menurun
Ø
WARANT
and RIGHT
1.
Warant
- Suatu opsi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah lembar saham pd harga yang telah ditentukan.
- Biasanya warrant diterbitkan bersama obligasi. Sebagai bonus krn membeli obligasi
- Sebagai pemanis/sweetener penerbitan obligasi
2.
Right
- Para pemegang saham mempunyai hak option untuk membeli sejumlah saham baru.
- Setiap pemegang saham mempunyai satu right untuk setiap lembar saham yang dimiliki.
- Apabila pemegang saham tidak ingin membeli tambahan saham baru maka ia bisa menjual rights nya ke orang yang mau membeli saham tersebut.
Referensi
- Brigham, Eugene F dan Michael C. Ehrhardt (2005) Financial Management : Theory and Practice. Eleventh Edition, Cincinnati, Ohio South-Western Publishing Company, (BE)
- Brealey, Richard A, Steward C. Meyer, dan Frnklin Allen (2006). Corporate Finance, Eight Edition. New York : Irwin/Mc Graw-Hill. (BMA)
- Ross, Stephen A, Randolph W. Westerfield, dn Jeffrey Jaffe (2005). Corporate Finance. New York : McGraw-Hill/Irwin (RWJ)
- DeMello, Ji (2006), Cases in Finance. Second Edition. (Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Ika Permatasari). New York : Irwin/M-Graw-Hill. (D)
- Suwandi dan Bambang Sudiatno. Manajemen Keuangan. Bahan Modul Kuliah.
- Searching Internet, a.l.:http://id.wikipedia.org/wiki/Stora_Kopparberg, jakarta stock exchange; www.idx.co.id, www.yahoo.finance.com